Pejuang di Belakang Layar

Intisari Extra Profesi, November 2012
Penulis: JB Satrio Nugroho

Pelatih hebat sangat berpengaruh terhadap kejayaan seorang olahragawan. Ternyata filosofi itu juga bisa diterapkan di bidang lain. Maka pada zaman modern ini, orang-orang mulai terbuka pikirannya untuk menyewa jasa coach guna mengerek karier dan performa bisnisnya.

Mungkin Anda pernah mengenal Usain Bolt?
Y
a, dia pelari asal Jamaika pemegang rekor dunia lari 100 m dan 200 m, peraih tiga medali emas olimpiade 2012. Mayoritas orang hanya tahu kebesarannya tanpa pernah menyadari bahwa ada seseorang yang tak kalah hebat di belakangnya. Dia adalah Glenn Mills, sang pelatih.

“Pelatihku mengatakan, berhentilah merisaukan start karena bagian terbaik dari pertandinganmu adalah di saat akhir’,” kata Bolt menirukan perkataan Mills.

Bagi Bolt, petuah sang pelatih sangat berarti. Dia selalu mengucapkan kalimat itu pada saat berlari di lintasan hingga akhirnya memenangi pertandingan.

Peran pelatih atau coach dalam mengerek prestasi atlet di lapangan memang sangat besar. Sebenarnya, sosok coach tidak hanya berperan di dunia olahraga. Di berbagai bidang kehidupan keberadaan coach sangat dibutuhkan. Sebagian masyarakat sudah menyadarinya. Tak heran kalau sekarang ini marak profesi-profesi yang terkenal dengan sebutan life coach, career coach, business coach, relationship coach, executive coach, dsb. Perannya serupa pelatih di dunia olahraga yakni membimbing kliennya untuk mengembangkan potensi diri sesuai area yang diinginkan.

Di Indonesia, profesi coach juga marak. Perusahaan penyedia jasa coaching di bidang karier dan bisnis yang menjadi pioner adalah ActionCOACH Busi­ness Coaching. Perusahaan yang dibangun oleh Bradley J. Sugars di Australia pada 1993 lalu itu mulai membuka cabang di Indonesia sejak 1993. Setelah kehadiran ActionCOACH perusahaan-perusahaan penyedia jasa coaching yang lain mulai bermunculan.


Seperti pelatih olahraga

Setiap olahragawan yang ingin berprestasi dan mencapai hasil maksimal harus dibimbing oleh seorang coach. 

Sama dengan olahragawan, pengusaha yang malas atau tidak disiplin dalam bisnisnya akan sulit mencapai target yang diinginkan. Coach harus berani menerapkan aturan main yang bisa mengubah si pengusaha menjadi orang yang punya pola pikir sukses.

Ada pesepakbola yang tidak tahu kenapa dia tidak pernah berhasil memasukkan bola ke gawang, padahal sudah berlatih keras. Setiap kali menendang, bolanya selalu menggelinding ke samping gawang. Pelatihnya melihat dari luar lapangan, ternyata setiap kali menendang, bahunya tidak dalam posisi yang benar. Sang pelatih memberitahunya, kemudian si pesepakbola mencoba kembali dengan bahu yang rata: Gol!

Seorang olahragawan berpres­tasi kadang kesepian. Kalau curhat dengan agen atau koleganya, ka­dang tidak mendapat respons yang tulus. Sama juga dengan pengusa­ha yang sudah meraih kesuksesan atas bisnisnya. Tidak mungkin dia curhat dengan karyawan, klien, atau rekan bisnisnya, kan? 

 

Sama dengan olahragawan, pengusaha yang malas atau tidak disiplin dalam bisnisnya akan sulit mencapai target yang diinginkan. Coach harus berani menerapkan aturan main yang bisa mengubah si pengusaha menjadi orang yang punya pola pikir sukses 

Beda dengan konsultan

Profesi coach berbeda dengan motivator dan konsultan. Seorang motivator umumnya berbicara di dalam kelas-kelas seminar yang jumlah pesertanya banyak. Karena itu, pendekatan yang dilakukan seorang motivator lebih global, satu solusi (baca: motivasi) yang bisa diaplikasikan untuk berbagai masalah sejenis. 

Sedangkan coach itu one on one atau satu coach untuk satu klien. Kalaupun ada group coaching, jumlahnya kecil dan spesifik. Menurut Tjia Irawan, Senior Coach di Coaching Media Solution, coaching memandang setiap manusia itu unik. “Tiap manusia pasti berbeda. Sumber daya dan kekhasannya pasti berbeda. Coaching menggali keunikan dari masing-masing pribadi untuk membuat mereka mampu mencapai impiannya.

Latar belakang coach juga tidak harus sama dengan klien. Misalnya, seorang coach yang tidak punya latar belakang perbankan tetap bisa memberikan coaching kepada seorang bankir. Sebab, menurut Coach Getty, founder SMART Business Coaching Firm yang dilakukan bukan mengulas bisnis tersebut secara teknis, tapi bagaimana si klien melihat bisnisnya dari kacamata dia sendiri.

Seorang coach, lanjutnya, bu­kan mengajari kliennya 100%. Edukasinya hanya 20%, dan 80% nya implementasi ilmu yang mereka punya untuk memaksimalkan karier atau bisnis.

 

Untung bersama

Seperti halnya latihan olahraga, program coaching juga memiliki sesi-sesi coaching. Tiap perusahaan jasa penyedia coaching mempunyai penentuan sesi yang bervariasi, tapi penentuan sesi itu didasarkan pada permasalahan klien yang harus dibereskan.

Coach Tjia menjelaskan, sesi yang diterapkan biasanya berjalan antara 30 menit dan satu jam. Jumlah sesinya bisa tiga, empat, sampai 10 sesi. “Tapi umumnya yang saya tangani delapan sampai 10 sesi. Dan itu menyesuaikan kekompleksan tujuan yang harus di-capai,” terang Coach Tjia. Biayanya dihitung per sesi. “Kalau untuk career coach AS$150 per sesi (atau sekitar Rp 1,4 juta),” terangnya.

Coach Getty punya pendekatan yang berbeda. Biaya disesuaikan dengan besarnya bisnis si klien. Lulusan Universitas Indonesia jurusan Manajemen Keuangan ini mengungkapkan, ada orang yang siap untuk di-coaching, atau ada juga klien yang dinilai belum bisa di-coaching karena secara finansial dirasa belum mampu untuk membiayai coaching yang one on one.

“Untuk itu, ada program yang namanya group coaching, atau juga online coaching yang sedang saya kembangkan. Biayanya lebih murah,” kata Coach Getty. Sedikit bocoran, untuk one on one coach­ing, tarif yang diberikan Coach Getty minimum sekitar 10-15 juta per bulan yang dibagi dalam beberapa sesi.

Untuk menjadi coach, penguasaan ilmu adalah mutlak. Action-COACH misalnya, juga merekrut para calon coach dengan berbagai latar belakang, seperti ahli market­ing, sales, sumber daya manusia, teknologi, keuangan, dan sebagai-nya. Mereka yang lolos rekruitmen akan mengikuti pelatihan di Austra­lia selama 7-10 hari. Mereka tidak hanya dilatih sistem dan metode coaching, tapi juga dibentuk men­jadi coach yang disiplin dan pola pikir yang tangguh. Kematangan pribadi macam itu sangat krusial, karena dia akan ‘menjadi role model kliennya.

Seorang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan. Seorang optimis, melihat kesempatan di tiap kesulitan Winston Churchill (Mantan Perdana Menteri Inggris)

Bahkan Tuhan tak bisa menolong mereka yang menyia-nyiakan kesempatan Pepatah Cina

 

Jika Anda seorang pebisnis, professional yang ingin menjadi pebisnis ataupun personal yang ingin menemukan potensi terbaik yang ada dalam diri Anda, silahkan hubungi Master Coach Margetty Herwin, di [email protected] atau HP 08121145540, untuk mendapatkan sesi Business Diagnosis Gratis

Leave a Reply

Open chat
1
Coach Admin Support
Salam Sukses Sejahtera,...!
Apa hal yang kami dapat bantu?

Silakan Klik untuk Live Chat Via WA dengan Business Development kami,...!