
Topik Utama Pembicaraan dan Diskusi:
Talkshow ini membahas perjalanan inspiratif usaha Kallestory Eyewear, sebuah brand kacamata asal Yogyakarta yang mengangkat material tanduk kerbau dan domba sebagai bahan utama bingkai kacamatanya.
Dikenal dengan keunikan bahan dan pendekatan handmade yang eksklusif, brand ini menonjolkan nilai budaya lokal, inovasi desain, dan penyesuaian personal dalam produk fashion optik.
Tantangan yang Dihadapi di Awal Memulai Usaha:
Di awal membangun bisnis pada 2014, Pak Achmad Yusron—founder Kallestory—menghadapi tantangan:
- Riset Material: Dimulai dari kayu, lalu beralih ke tanduk karena kayu mulai umum.
- Teknis Produksi: Belajar sendiri melalui trial-error karena tak ada sekolah formal untuk membuat kacamata tanduk.
- Ergonomi Produk: Harus menyesuaikan standar optik (untuk minus, plus, silinder) agar nyaman digunakan.
- Branding: Sulit membangun persepsi bahwa produknya adalah barang luxury handmade berkualitas tinggi.
- Keterbatasan SDM: Menemukan pengrajin detail yang sabar dan teliti untuk pengerjaan produk kecil seperti kacamata tidak mudah.
Strategi yang Dijalankan setelah Ikuti Program Pendampingan Business Coach:
Melalui program Brilianpreneur bersama Coach Margetty:
- Pak Achmad belajar menyusun fondasi bisnis menggunakan Business Model Canvas (BMC).
- Ia memahami pentingnya segmen pasar, value proposition, channel distribusi, hingga strategi marketing berbasis identitas kuat.
- Pendampingan membuatnya lebih fokus pada branding eksklusif, bukan hanya sebagai produk optik tetapi sebagai produk budaya dan koleksi.
- Implementasi metode BMC membantunya menata ulang strategi bisnis dan menyasar segmen loyal & kolektor.
Hasil yang Dicapai setelah Menjalankan Strategi Program Business Coaching:
- Meningkatnya daya tarik pelanggan dari seluruh Indonesia bahkan hingga jadi incaran pelanggan koleksi (bukan hanya pengguna).
- Permintaan meningkat meski produksi dibatasi hanya 30 pcs/bulan demi jaga kualitas.
- Produk masuk sebagai merchandise resmi MotoGP Mandalika.
- Dikenal sebagai produk handmade eksklusif berbasis cultural craftsmanship Jogja.
- Konsumen bersedia inden hingga 2 bulan, membuktikan brand loyalty dan positioning yang berhasil.
Implementasi dan Ide Besar ke Depan yang Dapat Dilakukan:
- Ekspansi Pasar Lokal Lebih Dalam: Fokus menjangkau seluruh wilayah Nusantara sebelum ekspor karena pasar Indonesia dinilai masih sangat potensial.
- Inovasi Material: Terus eksplorasi bahan tanduk baru, seperti kerbau albino dan tanduk air.
- Personalized Design & Custom Order: Membangun sistem pemesanan berbasis foto wajah pelanggan untuk produksi yang sangat presisi.
- Pendidikan Budaya Produk: Mengedukasi pasar bahwa tanduk bukan hasil sembelih, tetapi hasil pemanfaatan bagian hewan yang telah tua (berkelanjutan).
- Karya Budaya Kolektif: Menjadikan produk bukan sekadar aksesoris tapi karya budaya fungsional yang layak tampil di pameran fashion maupun heritage craft dunia.
Pesan Narasumber dan Coach untuk Para Pengusaha yang Menyimak Diskusi Bisnis:
Pak Achmad: “Kesuksesan lahir dari passion, fokus, dan riset mendalam. Jangan takut gagal, karena semua belajar dari pengalaman.”
Coach Margetty: “UKM bukan sekadar dagang, tapi tentang membangun identitas bisnis yang kuat. Dengan kesungguhan dan fokus, pelanggan akan mencari kita. Branding yang kuat menciptakan nilai yang tak tergantikan.”
Silakan Klik Link KALLESTORY di bawah ini:
Jika Anda seorang pebisnis atau profesional yang ingin menemukan potensi terbaik dan membangun Bisnis Anda menjadi lebih berkembang dari saat ini, silakan hubungi Master Coach Margetty Herwin, SBCF Admin WA 0822-4902-3902 Untuk mendapatkan sesi Business Diagnosis Gratis, dan mendapatkan info mengenai jadwal dan topik seminar kami, silakan contact via email ke: [email protected]