Dari Gaptek Jadi Juara Kisah Bu Kurnia Amura dengan Jamur Crispy
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Bu Kurnia Amura bahwa usahanya yang sederhana bisa berkembang pesat, bahkan hingga menembus pasar internasional. Berawal dari keterbatasan pengetahuan teknologi dan manajemen bisnis, beliau mengaku dulunya termasuk “gaptek”—bahkan untuk sekadar mengisi formulir digital pun masih harus bertanya. Namun, semua itu berubah sejak ia memutuskan untuk bergabung dalam program coaching bisnis.
Awal Perubahan: Dari Asal Jalan ke Perencanaan Terstruktur
Dulu, usaha Jamur Crispy yang dikelola berjalan seadanya. Prinsipnya sederhana: ada order, kirim barang, terima uang, selesai. Tidak ada perencanaan, apalagi pencatatan. Uang pribadi dan uang usaha bercampur, sehingga sulit untuk benar-benar tahu apakah bisnisnya untung atau justru merugi.
Ketika pertama kali diperkenalkan pada Business Model Canvas (BMC) dan KPI, Bu Kurnia sempat bingung. “Kenapa keuntungan saya 30% kok jadi turun?” begitu keluhnya saat belajar membuat KPI. Tapi dengan ketekunan, perlahan-lahan ia mulai memahami pentingnya perencanaan dan pengukuran kinerja.
Ia mulai berani menuliskan goals omset Rp2 juta, sesuatu yang dulu terasa sangat besar baginya. Hasilnya? Bukan hanya tercapai, tapi bahkan terlampaui berkali lipat hingga menembus Rp152 juta.
Strategi yang Membawa Hasil Nyata
Salah satu langkah besar yang ia ambil adalah berani menargetkan masuk ke jaringan retail modern. Ia merencanakan produknya agar bisa dipasarkan di Indomaret Sentul, Bogor. Usahanya tidak sia-sia—pesanan perdana datang dalam jumlah besar: 300 karton Jamur Crispy.
Di sisi lain, ia menyadari bahwa pasokan bahan baku adalah jantung produksi. Karena itu, Bu Kurnia menjalin kesepakatan dengan para petani jamur lokal untuk menjadi pemasok tetap. Dengan begitu, ia memastikan rantai pasok usahanya berjalan stabil.
Selain itu, perubahan besar juga terjadi pada cara mengelola keuangan. Kini, setiap rupiah yang keluar dan masuk tercatat dengan rapi. Uang pribadi dan usaha dipisahkan secara tegas. “Seperak pun saya catat,” ungkapnya dengan bangga. Inilah fondasi yang membuat bisnisnya jauh lebih sehat dan berkelanjutan.
Dari UMKM Lokal ke Panggung Nasional
Ketekunan dan keberanian Bu Kurnia membuahkan hasil manis ketika ia mengikuti Festival Nusantara Pertamina. Dengan presentasi sederhana hanya enam poin BMC, ia berhasil menjelaskan model bisnis Jamur Crispy dengan penuh makna. Hasilnya mengejutkan—Juara 1 Nasional.
Kemenangan ini bukan hanya memberi pengakuan, tetapi juga dukungan nyata. Sebagai hadiah, Bu Kurnia mendapatkan bantuan mesin produksi baru dan kesempatan untuk ekspansi ke pasar global. Produk Jamur Crispy miliknya kini bersiap dikirim ke Jepang, Singapura, dan Dubai.
Pelajaran Berharga untuk Pengusaha UMKM
Kisah Bu Kurnia Amura adalah bukti nyata bahwa:
- Ketekunan dan konsistensi lebih penting daripada sekadar pengetahuan awal.
- Tools sederhana seperti BMC, KPI, dan pencatatan keuangan bisa mengubah wajah sebuah usaha.
- Memisahkan keuangan pribadi dan usaha adalah kunci agar bisnis bisa tumbuh sehat.
- Dengan perencanaan, UMKM lokal bisa naik kelas, bahkan menembus pasar global.
Penutup
Dari seorang ibu yang dulunya gaptek, kini Bu Kurnia berdiri sebagai inspirasi bagi banyak pengusaha kecil. Perjalanannya membuktikan bahwa ketika kita mau belajar, berani disiplin, dan konsisten menjalankan rencana, pintu kesuksesan akan terbuka lebar.
Jamur Crispy bukan sekadar camilan renyah, tetapi juga simbol ketekunan dan semangat pantang menyerah seorang pengusaha yang berani bermimpi besar.
Jika Anda seorang pebisnis, profesional yang ingin menjadi pebisnis ataupun personal yang ingin menemukan potensi terbaik yang ada dalam diri Anda, silakan hubungi Master Coach Margetty Herwin, SBCF Admin WA 0822-4902-3902 Untuk mendapatkan sesi Business Diagnosis Gratis, dan mendapatkan info mengenai jadwal dan topik seminar kami, silakan contact via email ke: [email protected]