
Salam Sukses Sejahtera SMARTpreneur Indonesia,…
Pada pertengahan Tahun 2023 dan 2024, saya bersama para coach di jaringan SMART Business Coach dan UCoach Indonesia dipercaya melakukan program pendampingan kepada Koperasi dan UKM yang ada di beberapa wilayah di Indonesia dengan tujuan membuat para pengusaha dan koperasi yang didampingi dapat tumbuh secara digital dan siap menjalankan usaha secara modern.
Dalam artikel ini saya jelaskan bagaimana proses dan pola yang dilakukan dan beberapa contoh strategi implementasi dan solusi yang dilakukan.
Tujuan Pemberdayaan UKM dan Arah Kebijakan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM merancang strategi pemberdayaan koperasi dan UMKM untuk meningkatkan kontribusi sektor riil dalam ekspor serta substitusi impor. Pendekatannya dilakukan secara komunitas, klaster produksi, dan berbasis wilayah, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satu fokus utama adalah mendorong digitalisasi, inkubasi bisnis, dan penguatan branding lokal, terutama untuk UMKM yang masih berada di sektor informal dan belum naik kelas.
Langkah strategis lain meliputi integrasi UMKM dalam Global Value Chain, modernisasi koperasi, dan penciptaan entrepreneur baru. Misalnya, pengembangan factory sharing dan perluasan akses pasar melalui marketplace digital menjadi bagian dari agenda transformasi. Upaya ini dilakukan secara lintas sektoral dan bermitra dengan berbagai pihak seperti akademisi, swasta, dan komunitas lokal.
Contoh Kasus:
Di Kota Malang, sebuah klaster pengrajin batik tradisional mulai difasilitasi pemerintah untuk masuk ke marketplace dan didampingi dalam digitalisasi proses produksi.
Hasilnya, dalam waktu 6 bulan omzet naik 30% karena peningkatan akses pasar dan efisiensi produksi.
Tantangan Hadapi Krisis dan Adaptasi UMKM
Pandemi COVID-19 yang pernah terjadi memberikan dampak signifikan pada UMKM. Data menunjukkan bahwa sekitar 72% UMKM mengalami ancaman tutup usaha, terutama karena keterbatasan tabungan dan rendahnya digitalisasi. Namun, tantangan ini juga memunculkan peluang baru: UMKM yang telah terdigitalisasi justru mengalami peningkatan omzet hingga 26% selama pandemi (McKinsey, 2020).
UMKM diklasifikasikan dalam tiga kondisi utama selama pandemi: collapsing (tutup total), declining (bertahan terbatas), dan growing (berkembang). Solusi yang ditawarkan antara lain relaksasi kredit, pembiayaan tambahan, kampanye literasi digital, dan pelatihan e-commerce untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha.
Contoh Kasus:
Sebuah UMKM makanan ringan di Bandung yang sebelumnya hanya mengandalkan toko fisik, berhasil mempertahankan usahanya dengan beralih ke penjualan online lewat Tokopedia dan Shopee, dibantu dengan pelatihan dari PLUT-KUMKM dan program “Kakak Asuh UMKM”.
Pilar Ketangguhan UKM: Inovasi, SDM, dan Akses Modal
Untuk menjadi UMKM yang tangguh, pelaku usaha perlu memperkuat enam pilar utama: akses permodalan, SDM berkualitas, pemanfaatan internet, pencatatan keuangan, strategi pemasaran, dan inovasi. Inovasi menjadi pondasi terpenting agar UMKM tetap relevan di tengah persaingan pasar yang dinamis. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk produk baru, konten promosi kreatif, atau pengembangan proses bisnis yang efisien.
Digitalisasi UMKM menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang, termasuk pelatihan e-commerce, reseller produk lokal, dan optimalisasi platform digital seperti KUKM HUB atau katalog berbasis QR Code. Tujuannya adalah menciptakan “local heroes” yang menginspirasi komunitasnya untuk naik kelas secara kolektif.
Contoh Kasus:
Di Yogyakarta, UMKM kerajinan bambu melakukan inovasi produk ramah lingkungan dan membentuk koperasi berbasis digital. Mereka memperluas pasar lewat katalog digital dan kolaborasi dengan komunitas influencer. Kini produk mereka menembus pasar ekspor di Jepang dan Australia.
Strategi Kolaboratif: Gotong Royong Digitalisasi UMKM
Digitalisasi menjadi agenda besar dalam mendorong daya saing UMKM. Namun, hanya 13% UMKM yang benar-benar sudah digital. Sisanya, 87%, masih berada di luar ekosistem digital, yang menyebabkan keterbatasan akses pasar dan rendahnya produktivitas. Oleh karena itu, strategi nasional digitalisasi UMKM terdiri atas dua langkah: inklusivitas digital bagi UMKM offline dan stimulus produktivitas untuk UMKM yang sudah online.
Langkah konkret yang diambil meliputi: identifikasi jenis usaha dan keahlian, pelatihan digital, serta inklusi finansial melalui kampanye literasi keuangan digital. Pelaku UMKM dibantu untuk menggunakan platform seperti marketplace, QRIS, katalog digital berbasis QR Code, hingga video konten tutorial sebagai bentuk storytelling bisnis mereka.
Contoh Kasus:
Di daerah Banyuwangi, UMKM perikanan tradisional diajak menggunakan katalog QR dan ikut pelatihan online lewat EDUKUKM. Kini mereka menjual produk olahan ikan ke luar Jawa dengan bantuan reseller digital dan promosi lewat TikTok.
Membangun Budaya UKM Lokal dan Pahlawan Digital
Transformasi UMKM tidak akan maksimal tanpa penguatan budaya lokal. Maka, program “Membangun Budaya Lokal dan Local Heroes” digagas untuk memunculkan figur inspiratif dari kalangan UMKM. Mereka adalah pelaku yang mampu bertahan, berinovasi, dan menginspirasi komunitasnya untuk bertumbuh bersama. Salah satu bentuk program ini adalah Pahlawan Digital UKM yang membantu pelaku usaha kecil untuk go digital dengan pendampingan langsung.
Kebijakan ini juga didukung dengan gerakan gotong royong digital seperti Pasar Gotong Royong, Indonesia Creative Store, dan pemanfaatan PLUT-KUMKM sebagai pusat layanan. Sinergi ini juga menjangkau pesantren, koperasi mahasiswa, dan komunitas kreatif agar terlibat dalam transformasi UMKM.
Contoh Kasus:
Di Pesantren Jawa Barat, dibentuk Koperasi Pesantren Digital (Koppontren) yang menjual produk pertanian, herbal, dan fashion muslim lewat website dan live streaming. Mereka menjadi pelopor pemasaran santripreneur.
Solusi Praktis: Tools dan Rujukan untuk UMKM Naik Kelas
Untuk membantu UMKM menjadi lebih tangguh, tersedia berbagai tools dan rujukan praktis yang dapat diimplementasikan. Di antaranya:
Tools Praktis untuk UMKM:
– Aplikasi Pencatatan Keuangan Gratis: seperti BukuKas, Jurnal.id, atau Akuntansi UKM dari Kominfo.
– Pelatihan Digitalisasi: EDUKUKM, Webinar SPARC, e-learning dari LPEM UI.
– Platform Jualan Online: Shopee UMKM Center, Tokopedia Official Store UKM, dan Pasar Digital UMKM LKPP.
– Pendampingan Bisnis: PLUT-KUMKM, Kakak Asuh UMKM, Inkubasi Bisnis Lokal (coworking & factory sharing).
Rujukan yang Disarankan:
– Modul Digitalisasi UMKM dari Kemenkop UKM
– Riset McKinsey tentang e-commerce Indonesia
– Buku “UMKM Naik Kelas” oleh Teten Masduki
– Video sukses UMKM di kanal YouTube Kemenkop UKM dan ukmindonesia.id
Contoh Implementasi:
Seorang pengusaha kopi di Toraja menggunakan aplikasi akuntansi sederhana untuk pencatatan keuangan, mengikuti pelatihan digital, dan kini berhasil menjual kopi Toraja via website sendiri dengan sistem pre-order ke pelanggan di Eropa.
Jika Anda seorang pebisnis atau profesional yang ingin menemukan potensi terbaik dan membangun Bisnis Anda menjadi lebih berkembang dari saat ini, silakan hubungi Master Coach Margetty Herwin, SBCF Admin WA 0822-4902-3902 Untuk mendapatkan sesi Business Diagnosis Gratis, dan mendapatkan info mengenai jadwal dan topik seminar kami, silakan contact via email ke: [email protected]